Jangan Sekarang

Di sini aku, terus berjalan hingga terasa menua setiap hari yang terlewati
Mencoba untuk menjalani konsep kehidupan yang terasa rumit
Tidak seorang pun tau, apakah diri kita adalah yang kita pikir nyata?
Sejujurnya bahkan ini terlihat lebih rumit jika kita bertanya apakah Tuhan benar – benar ada.


Terkadang sejenak aku bertanya tentang keberadaan Tuhan
Apakah dia benar – benar ada? Seperti apa bentuknya?
Alasan mengapa aku terlahir di dunia?
Dan dari mana aku berasal sebelumnya?


Aku selalu bertanya - tanya tentang kata – kata yang terngiang dikepalaku.
Namun tak tau kemana akan ku cari jawaban akan pertanyaan – pertanyaanku.
Sejujurnya tentang arti hidup hidup ini, apa arti hidup ini?
Apakah aku hanya terlahir untuk mati?


Jika saja kesempatan itu datang sebelum aku terlahir
Aku memilih untuk diam tinggal ditempatku berasal
Menjalani hidup tanpa takut kelaparan
Atau bahkan khawatir akan hasrat yang tak tersalurkan


Namun, semua telah terjadi dan aku tidak bisa mengelak bagian ceritaku
Masa demi masa ku habiskan menjadi bagian dari segelintir para pendosa
Yang aku rasa ini membuatku benar – benar takut untuk mati
Karena ku takutkan aku akan berakhir ditempat yang ingin ku jauhi ketika suatu saat nafasku terhenti


Tak sekali aku masih bertanya perihal Tuhan
Apakah ia meminta untuk di puja? Atau aku manusia sebagai harus memuja?
Apa yang seharusnya aku lakukan sebagai manusia biasa?
Serasa hidup tersiksa dan mati pun untuk disiksa


Mengapa aku hidup untuk percaya bahwa surga dan neraka benar – benar ada?
Seperti apa manusia yang akan di neraka? Dan seperti apa manusia yang akan disurga?
Apa yang aku lakukan untuk menginjak pintu surga dan sebaliknya menjauh dari neraka?
Kenapa aku manusia tidak hidup selama yang aku mau?


Ada saat dimana aku tak mampu lagi bertanya – tanya
Dimana semua yang tersisa hanyalah untuk mampu aku terima
Mengerti bahwa setiap perbuatan melahirkan sebuah konsekuensi
Mengerti bahwa aku hanyalah kepingan kecil dari luas semesta


Aku memang benar meragu, namun aku memiliki alasan untuk mencari tau kebenaranya.
Seperti pagi saat ku buka mata dan aku tau aku masih mampu untuk melihat.
Jika saja aku terlahir buta mungkin aku akan percaya jika Tuhan adalah fiktif belaka
Namun Tuhan memilih memberiku semua indera, bahkan jiwa, akal dan raga sehat tegak untuk membantuku mencari jawaban atas pertanyaan – pertanyaanku.
Memberikan aku semua untuk percaya bahwa Tuhan benar – benar ada!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Rakyat 2K17

Mula - Mula Puisi (Rhyme)

Sekedar Patah Hati