Cerita Rakyat 2K17

Cerita Rakyat 2K17

      Sabtu malam tepatnya minggu lalu, cuaca cukup cerah dan hamparan mendung dilangit sama sekali tak terlihat, hanya beberapa butir bintang terlihat cerah menerawang gelap malam. Terlihat dari kegelapan seorang pria muda berwajah sedikit jual mahal sedang duduk di kursi hitam, oh rupanya dia sedang menunggu makanan yang ia pesan. Termenung sendiri dia menunggu, tanpa ponsel di genggamanya membuat dia terlihat kurang sedikit hidup. Sekarang dia mengamati sekitar dan masih di kursi yang sama sembari memainkan tusuk gigi, datang sepasang suami istri muda yang tentunya bersama si buah hati mereka. Perhatian pria muda pun rupanya beralih dan tertuju kepada keluarga bahagia yang sedari tadi menampilkan senyum sehat dan menawan, dengan wajah asing pria muda mengamati pesona dan harmoni keluarga yang terlihat sempurna. Terkesan dalam hati pria muda sembari melihat mereka bertiga duduk dimeja paling ujung tepat dibawah kipas angin berwarna biru menggantung di langit – langit. Suasana pun terlihat semakin hangat dan tebal walaupun cuaca kala itu cukup dingin, di sana pria muda teringat semasa kecilnya. Mengingat kala minggu pagi pria muda sekitar 18 tahun lalu ketika ayahnya membawa dia ke alun – alun kota dengan baju usang pembelian hari raya tahun lalu.

Merasa menikmati keadaan, senyum kecil terpapar dari pria muda tak berselang lama setelah sepasang suami istri muda dan anak mereka duduk di kursi berwarna merah jambu. Terlihat oleh pria muda kala sang suami berbaju putih telah mengalihkan peraatianya terhadap ponsel genggam yang juga di ikuti sang ibu yang sepertinya juga telah merogoh ponsel genggamnya. Suasana riuh nyatanya tak mampu mengalihkan curi – curi pandang pria muda terhadap keluarga di ujung yang berjarak 2 meja dari dirinya. Dan seakan mulai terbius, kedua pasangan muda tersebut mulai menikmati sanjungan dunia maya. Dari kejauhan terlihat oleh pria muda mereka tersenyum, berfoto ria, dan mungkin sejumlah hal lain yang lumrah dilakukan kala menggunakan ponsel genggam. Dari sisi yang lain menampilkan pemandangan si buah hati asik sedari tadi berbicara seakan ada yang mendengar, dan sesekali terdengar ia memanggil – manggil si ibu. Beberapa kali terdengar jawaban dari si ibu yang nampaknya mampu mengundang senyum lain dari pria muda, “hmmm” jawab si ibu tanpa menoleh sama sekali. Kali ini si kecil memberi sedikit usaha, dengan suara yang lebih besar dan sesekali menempuk – nepuk si ibu, “apa sih dek, bisa diam gak sih?” dengan nada yang agaknya cukup mampu membuat si kecil diam. Setidaknya respon dari si ibu sedikit terdengar lebih panjang dari sekedar “hmm” bukan? Pikir si pria muda sembari tersenyum kecil.

Sekarang si kecil malang, diam terduduk memainkan benda – benda seputaran meja bundar dengan jari kecilnya. Memeggang pipi sembari membayangkan apa yang sedang dipikirkan si kecil, pria muda sembari memandangi si kecil malang. Sempat terlihat oleh pria muda mata si kecil berkaca – kaca memandangi sekitar. Dengan tiba – tiba decit pintu terdengar bersama berat langkah kaki mengaggetkan pria muda, kali ini terlihat mamak – mamak paruh baya menarik - narik putra kecilnya. Dengan sedikit lenggokan dan tatapan menggoda kepada pria muda dia duduk tepat didepan pria muda. Terbayang oleh pria muda siapakah mamak – mamak ini, memandangi bedak tebal dan alis sulam yang seakan mengisyaratkan perlawan terhadap penuaan dininya. Pandangan pria muda pun beralih sembari sesekali terjadi straight eye contact dengan mamak – mamak paruh baya di depanya. Nampaknya hal yang sama akan terjadi juga, dia mengeluarkan ponsel genggamnya dari saku celana sebelah kirinya. Terlihat datar raut wajah si mamak memandangi ponsel genggamnya, terfikir oleh pria muda tentang kejadian sebelumnya. Sejenak pria muda mengamati mamak – mamak berwewangian mawah ini, putra kecilnya yang masih terlihat sibuk dengan dunianya juga terlihat acuh.

Sesekali terdengar gesek perhiasan mamak – mamak ini mengaggetkan, ya tentu sembari mengarahkan kerut matanya kearah pria muda. Dengan raut wajah sedikit jual mahal pria muda menjawab tatapan mata mamak – mamak paruh baya tersebut. Masih, masih si mamak memegangi ponsel genggamnya, hanya terlepas ketika teman akrabnya tiba – tiba datang menghampiri. Sedikit perbincangan kecil dan omong kosong pertanyaan perihal kabar, sisanya? Habis menggenggam ponsel genggam satu sama lain. Sesungguhnya, sebuah pertanyaan menghampiri pria muda, dia bertanya akan kah hal yang sama terjadi seperti kejadian sebelumnya. Merasa beruntung, putra kecil si mamak mulai memusatkan perhatianya kepada si mamak. Pertanyaan seputar mainanya yang hilang, dan beberapa tarikan baju. “Bisa diam gak sih kamu” terlihat gusar mamak – mamak berambut pirang. Belum merasa putus asa, terdengar putra si mamak merengek – rengek, kali ini terlihat cubitan kecil ditambah gusar raut wajah si mamak menegur putranya. Nyatanya, kejadian yang sama terjadi, putra si mamak terlihat diam tanpa suara sedikitpun. Lagi, terfikirkan oleh pria muda tentang apa yang dipikirkan pria kecil di depan ini.

Malam terus berlalu, tiba saatnya bagi pria muda untuk beranjak dari tempat duduknya. Masih, masih sepasang suami istri muda dan wanita setengah baya belum mampu melepas pandangan dari ponsel genggamnya. Sanjungan palsu dunia maya sepertinya mampu menarik minat mereka, terlintas dibenak pria muda. Diperjalanan pulang, teringat oleh pria muda tentang apa yang ia lakukan minggu lalu, sesuatu yang hampir serupa. Cerita singkat tentang kunjungan pria muda bertamu di rumah pria muda lainya, teringat pria muda lainya yang terlihat hidup dengan ponsel genggamnya. Dia pria muda lainya, ayah dan ibu pria muda lainya, dan duduk disebelah kanan dari mereka pria muda sedang melakukan perbincangan kecil, percakapan terdengar sedikit canggung melihat pria muda lainya tenggelam dalam dunia maya. Sangat canggung ungkap pria muda dalam hati, suara televisi dibalik dinding terdengar lebih nyaring dibanding isi percakapan keluarga. Terlihat oleh pria muda apa yang pria muda lainya sedang lakukan, senyum lebar dan tawa kecil menghiasi wajahnya. Masih dia lakukan hingga ayah dan ibu pria muda meninggalkan percakapan, dan masih pria muda lainya bergulat dengan dunia maya. Suasana pun tak berubah, diam sunyi dan serba canggung…..

Tulisan ini menceritakan tentang sesuatu yang sesungguhnya benar – benar terjadi. Jauh dari kata fiktif atau bahkan narasi, cerita ini benar – benar terjadi sesuai pengamatan. Dimulai dari cerita sepasang suami istri muda dan wanita setengah baya, kemudian cerita singkat seputar pria muda lainya. Nyata! Perlu dipercayai bahwa satu hari dalam hidup kita terkuras habis tak lepas dari ponsel genggam. Terlebih para remaja dan golongan muda – mudi lainya. Tetapi ketika seseorang terikat dalam sebuah hubungan bernama pernikahan, aku atau saya percaya bahwa setiap orang harus siap dan mampu menerima untuk hidup dengan tanggung jawab dan kebebasan yang tentu berbeda. Terlebih, ketika pasangan tersebut telah mempunyai buah hati, pasangan tersebut tentu harus mampu membedakan apa di banding apa yang perlu menjadi prioritas. Bukankah darah dagingmu adalah penerus dari mata dan telingamu, jangan terlalu buta dan tuli karena ponsel genggam menawarkan kebahagiaan pribadi.

Jadilah ayah yang bukan hanya sekedar ayah untuk mencari nafkah, ibu yang bukan sekedar untuk berkutat dengan tugas rumah. Suami istri tidak hanya perihal bersenggama, sadar atau tidaknya pasti ada yang lebih penting dari itu, seorang anak! Kau pun tidak akan hidup selama – selama nya, sisa hidup dengan segala kecacatan. Apa engkaupun berharap darah dagingmu berakhir sama dengan seperti adanya dirimu sekarang. Anak - anakmu jangan lah seperti aku, kamu, dia, mereka sekarang, buat dan bawalah anak mu menjadi seseorang yang kelak jauh lebih baik dari kita sekarang, pribadi ataupun aspek – aspek lainya. You won’t live last forever! Ajari mereka tentang hal – hal baik, habiskan sisa hidup dengan mereka, karena satu yang pasti mereka akan tumbuh besar hari ke hari. Ajari mereka bagaimana berbicara sepatutnya dengan sesama, lebih kecil, atau dewasa, ajarkan mereka cara membuang sampah pada tempatnya. Ajarkan kepada mereka perihal sopan santun dan ajak mereka taat akan apapun kepercayaan yang kita anut. Katakan pada mereka bahwa merokok tidaklah baik untuk diri mereka sendiri, bantu mereka menggali segala potensi dalam diri mereka. Sedikit percakapan, dengarkan apapun yang mereka katakan, karena tidak ada hal lain yang lebih menyenangkan dibanding di dengarkan. Lagipula, kau pun tau mereka tak perlu eksistensi dunia maya, they need you the most! For sure, you ain’t learning how to fuck, but you should learn how to love!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mula - Mula Puisi (Rhyme)

Sekedar Patah Hati